Bank-bank sentral mendorong harga emas

Bank-bank sentral mendorong harga emas

Bank-bank sentral mendorong harga emas
Bank-bank sentral mendorong harga emas
Bank-bank sentral mendorong harga emas






Trader telah lama mempertanyakan siapa yang memanipulasi harga dalam pasar emas. Peristiwa terbaru menunjukkan bahwa jika manipulator seperti itu memang ada, maka itu ada bank-bank sentral. Pada 2022, mereka membeli volume emas dalam jumlah rekor sejak tahun 1967. Pengetatan agresif memungkinkan mereka membeli emas pada harga yang lebih murah.

Penggerak utama kuotasi XAU/USD bukanlah permintaan dan persediaan tapi kebijakan moneter. Mereka yang meragukannya perlu melihat federal funds rate. The Federal Reserve mengumumkan kenaikan suku bunga pertama sebesar 0,25% pada bulan Maret. Pada bulan Mei, regulator itu menaikkan suku bunga sebesar 0,50%. Kemudian disusul oleh tiga kenaikan suku bunga sebesar 0,75%. Kenaikan suku bunga yang sama diharapkan dilakukan pada bulan November. Terkait dengan siklus pengetatan moneter paling agresif dalam 40 tahun, emas merosot 22% dari level tertinggi bulan Maretnya di $2.078 per ounce dan menyentuh Double Bottom yang terbentuk pada September-October.

Penurunan terjadi karena arus keluar uang dari ETF dan kenaikan dalam permintaan untuk logam mulia di kalangan penjual perhiasan dan bank-bank sentral. menurut Dewan Emas Dunia, permintaan emas mencapai 1.181 ton pada kuartal ketiga, naik 28% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021. Antara September dan Desember, bank-bank sentral membeli 673 ton emas, angka tertinggi tahunan sejak tahun 1967,

Bank-bank sentral Turki, Uzbekistan, Qatar, dan India muncul di antara pembeli terbesar emas. Sementara itu, sebagian regulator seperti Tiongkok dan Rusia berencana untuk menjaga kerahasiaan pembelian mereka, Reuters menjelaskan. Dengan mempertimbangkan data ini, bank-bank sentral sulit disebut sebagai manipulator. Bahkan, Ankara, Beijing, dan Moskow telah memotong suku bunga akhir-akhir ini. Penurunan dalam kuotasi XAU/USD datang karena pengetatan yang agresif oleh Federal Reserve dan bank-bank sentral dunia lainnya.

Muncul spekulasi bahwa siklus pengetatan akan berakhir. JP Morgan mengklaim itu akan terjadi pada awal 2023. Pada waktu yang sama Credit Suisse mengatakan, dengan mengutip data Global Central Bank Surprise Index, bahwa puncak agresivitas berakhir pada Agustus lalu.

Global Central Bank Surprise Index

Jika asumsi-asumsi ini benar, itu juga berarti bahwa indeks dolar AS juga akan mencapai puncaknya. Reversal greenback dapat mendorong emas. Tetap perlu diperhatikan apakah Jerome Powell akan mengisyaratkan rapat bulan November dengan kemungkinan penurunan laju kenaikan suku bunga ke 0,50% pada bulan Desember. Jika sinyal tersebut datang, kuotasi XAU/USD akan melambung.

Pada chart harian logam mulia, muncul kombinasi pola Double Bottom dan 1-2-3. Breakout ke $1.665 per ounce mungkin mengaktifkan pembentukan tersebut dan memberikan sinyal beli. Alternatifnya, jika emas bergerak ke bawah $1.630 per ounce, itu akan menghasilkan sinyal jual dengan target di $1.580 dan $1.550.